Halaman
11
Bab 2 Sastra Melayu
Penulis Malaysia, Karim Raslan,
saat peluncuran buku
Pahlawan dan Cerita Lainnya,
Mozaik Melayu Modern.
Hikayat Hang Tuah,
tertanggal 1882 di
Malaka.
Tempo, 1 Okt 2006
Indonesian Heritage Seri Bahasa dan Sastra
Pada bab ini, kalian akan diajak untuk membahas
“Sastra Melayu”, khususnya tentang hikayat. Selain
itu, kalian juga akan diajak untuk mempelajari resensi.
Pertama,
kalian diajak untuk dapat menemukan
unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat. Oleh karena
itu, kalian harus bisa mengidentifikasi ciri hikayat
sebagai bentuk karya sastra lama, menjelaskan alur,
tema, dan penokohan dalam hikayat, serta
menceriterakan kembali isi hikayat dengan bahasa
sendiri.
Kedua
, kalian diajak untuk dapat mengungkapkan
prinsip-prinsip penulisan resensi, dan mengaplikasikan-
nya sehingga kalian bisa menentukan unsur-unsur
yang diresensi dalam fiksi seperti identitas buku,
kepengarangan, ikhtisar cerita, bahasa pengarang,
keunggulan dan kelemahannya, serta kesimpulan.
Kalian juga harus dapat menulis resensi buku fiksi.
Ketiga
, kalian akan diajak untuk dapat memahami
makna ungkapan atau idiom dan penggunaannya da-
lam kalimat sehingga kalian bisa membuat kalimat
berdasarkan ungkapan atau idiom.
Ditilik dari sejarahnya, sastra tak bisa lepas dari
keberadaan Sastra Melayu. Perkembangan sastra di
Indonesia berawal dari Sastra Melayu. Pada bab ini
Anda akan membahas salah satu bentuk Sastra
Melayu, yaitu hikayat. Selain itu, pada bab ini Anda
juga akan mempelajari resensi.
2.12.1
2.12.1
2.1
MembacaMembaca
MembacaMembaca
Membaca
dan Menganalisis
dan Menganalisis
dan Menganalisis
dan Menganalisis
dan Menganalisis
HikayatHikayat
HikayatHikayat
Hikayat
Pernahkah Anda mendengar
Hikayat Hang
Tu a h
?
Hikayat Hang Tuah
merupakan salah satu
bentuk karya sastra lama pada Angkatan Melayu
Klasik. Selain hikayat, ada bentuk lain seperti cerita
panji, cerita berbingkai, tambo, epos, dan dongeng
(fabel, legenda, mite, sage, dan parabel).
12
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas XI SMA/MA
2.1.1 Apresiasi
2.1.1 Apresiasi
2.1.1 Apresiasi
2.1.1 Apresiasi
2.1.1 Apresiasi
Hikayat Hang T
Hikayat Hang T
Hikayat Hang T
Hikayat Hang T
Hikayat Hang T
uahuah
uahuah
uah
Hikayat Hang Tuah
merupakan bentuk hikayat Melayu asli dan
tidak diketahui dengan pasti siapa pengarangnya. Sikap kepahlawanan
Hang Tuah yang tak tertandingi menyebabkan hikayat tersebut tetap
berkembang dan hidup di masyarakat. Namanya harum dan menjadi
teladan bagi putra-putri bangsa. Lama-kelamaan orang mengang-
gapnya bukan sekadar pahlawan biasa tetapi dianggap seorang titisan
dewa yang disanjung-sanjung karena kesaktiannya. Hang Tuah lahir
dari keluarga biasa dekat Sungai Duyung di Tanah Malaka. Ayahnya
bernama Hang Mahmud dan Ibunya Dang Merduwati. Karena kesulitan
hidupnya, mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam,
dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung
dan hidup sangat sederhana.
Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang Jebat,
Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka
berlima pergi berlayar. Di tengah lautan dihadang oleh gerombolan
perampok yang banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik,
membawa mereka ke darat. Di sana mereka melakukan perlawanan.
Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain melarikan
diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari
daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit.
Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang Palembang
tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Akhirnya,
keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada
raja sehingga raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang
yang mengamuk di pasar. Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah
jugalah yang dapat membunuh orang itu. Hang Tuah lalu diangkat
menjadi biduan istana (pelayan raja). Saat itu dia diminta menyerang
ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan Jemala. Hang Tuah
sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali Hang Tuah
diutus ke luar negeri; ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah
pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung
Jingara.
Di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan nama Hang Tuah
dan Hang Lekir diabadikan sebagai nama jalan. Hal itu merupakan
wujud dari melegendanya nama mereka.
2.1.2 Hikayat Hang T
2.1.2 Hikayat Hang T
2.1.2 Hikayat Hang T
2.1.2 Hikayat Hang T
2.1.2 Hikayat Hang T
uahuah
uahuah
uah
Bacalah kutipan
Hikayat Hang Tuah
berikut ini!
Hang THang T
Hang THang T
Hang T
uah Diutus ke Majapahit
uah Diutus ke Majapahit
uah Diutus ke Majapahit
uah Diutus ke Majapahit
uah Diutus ke Majapahit
Raja Melaka mengutus Hang Tuah (Laksamana) memper-
sembahkan surat dan bingkisan ke hadapan raja Majapahit, mertua
baginda.
Maka Laksamana pun menjunjung duli. Maka dianugerahi per-
salin dan emas sepuluh kati dan kain baju dua peti. Maka, Laksa-
mana pun bermohonlah kepada Bendahara dan Temenggung, lalu
berjalan keluar diiringkan oleh Hang Jebat dan Kesturi serta
mengirimkan surat dan bingkisan, lalu turun ke perahu. Setelah
Ciri-ciri hikayat dan karya
sastra lama
Hikayat
?????
1. Sebagian besar berupa sastra
lisan (disampaikan dari mulut ke
mulut);
2. Anonim (tidak dikenal nama
pengarangnya);
3. Komunal (hasil sastra yang ada
dianggap milik bersama);
4. Statis (tidak mengalami peru-
bahan atau perkembangan);
5. Tidak berangka tahun (tidak
diketahui secara pasti kapan
karya tersebut dibuat); dan
6. Istana sentris/kraton sentris
(pada umumnya menceritakan
kehidupan raja-raja dan kaum
kerabatnya).
Dalam hikayat biasanya tak keting-
galan dilukiskan peperangan yang
dahsyat, tempat para raja dan dewa
menunjukkan bentuk kesaktiannya
untuk memperebutkan sebuah ke-
rajaan atau seorang putri.
13
Bab 2 Sastra Melayu
sudah datang ke perahu, maka surat dan bingkisan itu pun disambut
oleh Laksamana, lalu naik ke atas “Mendam Berahi”. Maka
Laksamana pun berlayar.
Beberapa lamanya berlayar itu, maka sampailah ke Tuban.
Maka Rangga dan Barit seketika pun berjalan naik ke Majapahit.
Beberapa lamanya maka sampailah ke Majapahit. Maka diper-
sembahkan Patih Gajah Mada kepada Batara Majapahit, “Ya,
Tuanku, utusan daripada anakanda Ratu Melaka datang bersama-
sama dengan Rangga dan Barit Ketika; Laksamana panglimanya.”
Setelah Sri Batara mendengar sembah Patih Gajah Mada
demikian itu, maka titah Sri Batara, “Jika demikian, segeralah Patih
berlengkap.”
Maka sembah Patih Gajah Mada, “Ya Tuanku, adapun patik
dengar Laksamana itu terlalu sekali beraninya, tiada berlawan
pada tanah Melayu itu. Jikalau sekiranya dapat patik hendak coba-
kan beraninya itu.”
Maka titah Sri Batara, “Mana yang berkenan pada Patih,
kerjakanlah!”
Maka Patih pun menyembah lalu keluar mengerahkan segala
pegawai dan priyayi akan menyambut surat itu. Setelah sudah
lengkap, maka pergilah Patih dengan segala bunyi-bunyian.
Hatta maka sampailah ke Tuban. Maka Laksamana dan Hang
Jebat dan Hang Kesturi pun berlengkap memakai pakaian yang
indah-indah. Maka surat dan bingkisan itu pun dinaikkan oleh
Laksamana ke atas gajah. Maka Laksamana dan Hang Jebat dan
Hang Kesturi pun naik kuda. Maka Rangga dan Barit Ketika pun
naik kuda mengiringkan Laksmana. Maka di hadapan Laksamana
orang berjalan memikul pedang berikat empat bilah berhulukan
emas dan tumbak pengawinan bersampak emas empat puluh bilah
dan lembing bersampakkan emas bertanam pudi yang merah empat
puluh rangkap. Maka segala bunyi-bunyian pun dipalu orang terlalu
ramai. Maka surat dan bingkisan itu pun diarak oranglah ke
Majapahit.
Hatta beberapa lamanya berjalan itu, maka sampailah. Maka
Laksamana dan Hang Jebat dan Hang Kesturi pun turun dari atas
kuda, berjalan di atas gajah. Maka Rangga pun berjalan serta
berkata, “Mengapa maka Laksamana turun dari atas kuda itu?
Baik Laksamana naik kuda!”
Maka kata Laksamana, “Hai Rangga, adapun adat segala
hulubalang Melayu itu, apabila nama tuannya dibawa pada sebuah
negeri itu, maka hendaklah sangat-sangat dihormatkan dan
takutkan nama tuannya itu. Jikalau sesuatu peri surat nama tuannya
itu, sehingga mati sudahlah; yang memberi aib itu sekali-kali tiada
ia mau, dengan karena negeri Majapahit itu negeri besar.”
Setelah Rangga mendengar kata Laksamana demikian itu,
maka ia pun diam, lalu turun berjalan sama-sama dengan Laksa-
mana. Maka surat dan bingkisan itu pun diarak masuk ke dalam
kota, terlalu ramai orang melihat terlalu penuh sesak sepanjang
jalan dan pasar. Maka kata Patih Gajah Mada pada penjurit dua
ratus itu, “Hai, kamu sekalian, pergilah kamu mengamuk di
Dick Hartoko dan B. Rahmanto
(1985:59) mengatakan bahwa
hikayat adalah jenis prosa, cerita
Melayu Lama yang mengisahkan
kebesaran dan kepahlawanan orang-
orang ternama, para raja atau para
orang suci di sekitar istana dengan
segala kesaktian, keanehan, dan
mirip cerita sejarah atau membentuk
riwayat hidup. Contoh:
-
Hikayat Indera Bangsawan;
-
Hikayat Iskandar Zulkarnaen;
dan
-
Hikayat Bayan Budiman.
Gbr. 2.1
Hikayat Hang Tuah, tertanggal 1882
di Malaka.
Indonesian Heritage Seri Bahasa dan Sastra
14
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas XI SMA/MA
hadapan utusan itu, tetapi engkau mengamuk itu jangan bersung-
guh-sungguh, sekadar coba kamu beraninya. Jika ia lari, gulung
olehmu sekali. Jika ia bertahan, kamu sekalian menyimpang, tetapi
barang orang kita, mana yang terlintang bunuh olehmu sekali,
supaya main kita jangan diketahui.”
Maka penjurit dua ratus itu pun menyembah, lalu pergi ke
tengah pasar. Waktu itu sedang ramai orang di pasar, melihat
orang mengarak surat itu. Maka penjurit itu pun berlari-lari sambil
menghunus kerisnya, lalu mengamuk di tengah pasar itu, barang
yang terlintang dibunuhnya. Maka orang di pasar itu gempar,
berlari-lari kesana-kemari, tiada berketahuan. Maka penjurit dua
ratus itu pun datanglah ke hadapan Laksamana; dan anak bayi
priayi di atas kuda itu pun terkejut melihat orang mengamuk itu
terlalu banyak, tiada terkembali lagi. Maka barang mana yang
ditempuhnya, habis pecah. Maka segala pegawai itu pun habis
lari beterjunan dari atas kudanya, lalu berlari masuk kampung
orang. Maka segala orang yang memalu bunyi-bunyian itu pun
terkejutlah, habis lari naik ke atas kedai, ada yang lari ke belakang
Laksamana. Setelah dilihat oleh Laksamana orang gempar itu tiada
berketahuan lakunya, maka segala orang yang di hadapan
Laksamana itu pun habis lari. Maka prajurit yang dua ratus itu pun
kelihatanlah. Dilihat orang yang mengamuk itu terlalu banyak,
seperti ribut datangnya, tiada berkeputusan. Maka Laksamana pun
tersenyum-senyum seraya memegang hulu keris panjangnya itu.
Maka Hang Jebar, Hang Kesturi pun tersenyum-senyum, seraya
memegang hulu kerisnya, berjalan dari kiri kanan Laksamana.
Maka Rangga dan Barit Ketika pun terkejut, disangkanya orang
yang mengamuk itu bersungguh-sungguh. Maka Rangga pun se-
gera menghunus kerisnya, seraya berkata, “Hai Laksamana, ingat-
ingat, karena orang yang mengamuk itu terlalu banyak.”
Maka sahut Laksamana seraya memengkis, katanya,”Cih, mengapa
pula begitu, bukan orangnya yang hendak digertak-gertak itu.”
Maka Laksamana dan Hang Jebat, Hang Kesturi pun berjalanlah
seorang orang Melayu pun tiada yang undur dan tiada bergerak.
Maka kata Laksamana, “Hai segala tuan-tuan sekalian, seorang
pun jangan kamu undur dan bergerak. Jika kamu undur, sekarang
ini juga kupenggal leher kamu!”
Maka dilihat oleh Barit Ketika, orang mengamuk banyak datang
seperti belalang itu, maka Barit Ketika pun segera undur ke bela-
Istilah dalam kutipan
Hikayat
Hang Tuah.
Laksamana
: kepala armada;
barangkali asalnya Laksamana
nama saudara Sri Rama (lihat “Sri
Rama mencari Sita Dewi”).
Duli
: menyembah.
Bendahara
: sebenarnya; menteri
yang memegang pembenda-
haraan; menteri yang terutama;
di Johor bergelar Paduka Raja.
Dalam hikayat-hikayat tentang
negeri lain menteri yang ter-
utama disebut perdana menteri
(perdana asalnya kata Sanskerta
pradhana).
Penjurit
: prajurit.
Tumenggung
: pangkat di bawah
bendahara, kepala polisi dan ke-
hakiman; di Jawa dulu demikian
juga dan kemudian gelar bupati.
Mendam Berahi
: nama kapal.
Berikat
: dapat diikatkan pada
pinggang.
Pengawinan
: laskar penjaga raja
dan istana.
Bersampak
: balut diujungnya.
Pudi
: pecahan intan, permata yang
kecil-kecil yang asalnya dari
Tamil.
Jikalau sesuatu peri surat nama
tuannya itu, sehingga mati
sudahlah
: Jika mati karena
mempertahankan surat yang
berisi nama tuannya itu, tidak
ada salahnya.
Raden Aria
: Gelar.
Andika
: tuanku, Bahasa Sansekerta
andhika
disebut juga
andheka
.
Di Minangkabau ada penghulu
andhika. Sebagai gelar disebut
juga adika, mendeka, anduleka,
manduleka.
Maka penjurit itu pun
berlari-lari sambil
menghunus kerisnya, lalu
mengamuk di tengah
pasar itu, barang yang
terlintang dibunuhnya.
15
Bab 2 Sastra Melayu
kang gajah itu. Maka prajurit yang dua ratus itu pun berbagi tiga,
menyimpang ke kanan dan ke kiri dan ke hadapan Laksamana
mengamuk itu, ke belakang Laksamana. Maka Laksamana pun
berjalan juga di hadapan gajah itu. Maka prajurit itu pun berbalik
pula dari belakang Laksamana. Maka Barit Ketika pun lari ke
hadapan berdiri di belakang Laksamana itu. Maka, Laksamana
pun tersenyum-senyum seraya berkata, “Cih, mengapa begitu,
bukan orangnya yang hendak digertak gerantang itu.”
Maka, Laksamana dan Hang Jebat, Hang Kesturi pun berjalan
juga, dengan segala orangnya dan tiada diindahkannya orang
mengamuk itu. Maka Rangga, dan Barit Ketika pun heran melihat
berani Laksamana dan segala Melayu-melayu itu, setelah dilihat
oleh penjurit dua ratus itu, Laksamana dan segala orangnya tiada
bergerak dan tiada diindahkannya lawan itu, maka prajurit itu pun
mengamuk pula ke belakang Laksamana. Seketika lagi datang pula
prajurit itu mengamuk ke hadapan Laksamana, barang yang
terlintang dibunuhnya dengan tempik soraknya, katanya, “Bunuhlah
akan segala Melayu itu,” seraya mengusir ke sana kemari barang
yang terlintang dibunuhnya. Maka prajurit dua ratus itu pun
bersungguh-sungguh rupanya.
Maka, sahut Laksamana, “Jika sebanyak ini prajurit Majapahit,
tiada, kuindahkan; tambahkan sebanyak ini lagi, pun tiada aku ta-
kut dan tiada aku indahkan. Jikalau luka barang seorang saja akan
Melayu ini, maka negeri Majapahit ini pun habislah aku binasakan,
serta Patih Gajah Mada pun aku bunuh,” serta ditendangnya bumi
tiga kali. Maka bumi pun bergerak-gerak. Maka, Laksamana pun
memengkis pula, katanya “Cih, tahanlah bekas tanganku baik-baik.”
Maka, prajurit itu pun sekonyong-konyong lari, tiada ber-
ketahuan perginya. Maka, surat dan bingkisan itu pun sampai-lah
ke peseban. Maka surat itu pun disambut oleh Raden Aria, lalu di-
bacanya di hadapan Sri Batara. Maka, Laksamana dan Hang Jebat,
Hang Kesturi pun naik ke peseban. Maka segala bingkisan itu pun
disambut oranglah. Maka, titah Sri Batara, “Hai Laksamana, kita
pun hendak mengutus ke Melaka, menyuruh menyambut anak kita
Ratu Malaka, karena kita pun terlalu amat rindu dendam akan
anak kita. Di dalam pada itu pun yang kita harap akan membawa
anak kita kedua itu ke Majapahit ini hanyalah Laksamana.”
Maka, sembah Laksamana, “Ya Tuanku, benarlah seperti titah
andika Batara itu.”
Maka Batara pun memberi persalin akan Laksamana dan Hang
Jebat, Hang Kesturi dengan selengkap pakaian. Maka titah Sri Batara,
“Hai Laksamana, duduklah hampir kampong Patih Gajah Mada.”
Maka sembah Laksamana, “Daulat tuanku, mana titah patik
junjung.”
Maka Sri Batara pun berangkat masuk. Maka Patih Gajah
Mada, dan Laksamana pun bermohonlah, lalu keluar kembali ke
rumahnya. Maka akan Laksamana pun diberi tempat oleh Patih
Gajah Mada hampir kampungnya.
Sumber:
Bunga Rampai dari Hikayat Lama
karya Sanusi
Pane, Hal. 105-109 dan 138
1. Daftarlah kata-kata yang belum
Anda ketahui maknanya! Guna-
kanlah kamus untuk mengeta-
hui maknanya!
2. Ceritakan kembali kutipan dari
penggalan
Hikayat Hang Tuah
tersebut dengan kalimat sendiri!
3. Sebuah hikayat menceritakan
kisah kepahlawanan dan kesak-
tian.
a. Sikap kepahlawanan seperti
apa yang ditunjukkan oleh
Hang Tuah dari kutipan ter-
sebut? Jelaskan!
b. Sikap kesaktian apa pula yang
ditunjukkan oleh Hang Tuah
dalam peristiwa itu? Jelaskan!
4. Ditinjau dari penggunaan kata
dan istilah, sulitkah cerita terse-
but untuk dipahami isinya, me-
ngapa?
5. Pesan apa saja yang ingin di-
sampaikan pengarang melalui
hikayat tersebut? Sebutkan mi-
nimal lima buah pesan!
6. Menurut pendapat Anda, sikap
kepahlawanan apa saja yang da-
pat ditampilkan oleh seseorang
pada zaman sekarang? Sebut-
kan minimal lima buah!
7. Apakah seorang pahlawan itu
harus mati di medan perang?
16
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas XI SMA/MA
2.22.2
2.22.2
2.2
RR
RR
R
esensiesensi
esensiesensi
esensi
Anda ingin mendapatkan informasi buku terbaru? Anda tak perlu
membelinya, Anda cukup membaca resensi buku. Dengan membaca
resensi, Anda mendapat ulasan sebuah buku.
2.2.12.2.1
2.2.12.2.1
2.2.1
Apakah R
Apakah R
Apakah R
Apakah R
Apakah R
esensi Itu?
esensi Itu?
esensi Itu?
esensi Itu?
esensi Itu?
Istilah resensi berasal dari bahasa Belanda,
resentie
, yang berarti
kupasan atau pembahasan. Jadi, resensi adalah kupasan atau
pembahasan tentang buku, film, atau drama yang biasanya disiarkan
melalui media massa, seperti surat kabar atau majalah. Pada
Kamus
Sinonim Bahasa Indonesia
disebutkan bahwa resensi adalah per-
timbangan, pembicaraan, atau ulasan buku. Akhir-akhir ini, resensi
buku lebih dikenal dengan istilah
timbangan buku.
Tujuan resensi adalah memberi informasi kepada masyarakat
akan kehadiran suatu buku, apakah ada hal yang baru dan penting
atau hanya sekadar mengubah buku yang sudah ada. Kelebihan dan
kekurangan buku adalah objek resensi, tetapi pengungkapannya
haruslah merupakan penilaian objektif dan bukan menurut selera
pribadi si pembuat resensi. Umumnya, di akhir ringkasan terdapat
nilai-nilai yang dapat diambil hikmahnya.
Pembuat resensi disebut resensator. Sebelum membuat resensi,
resensator harus membaca buku itu terlebih dahulu. Sebaiknya, re-
sensator memiliki pengetahuan yang memadai, terutama yang ber-
hubungan dengan isi buku yang akan diresensi.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan
sebuah resensi.
1 . Ada data buku, meliputi nama pengarang, penerbit, tahun terbit,
dan tebal buku.
2. Pendahuluannya berisi perbandingan dengan karya sebelumnya,
biografi pengarang, atau hal yang berhubungan dengan tema
atau isi.
3. Ada ulasan singkat terhadap buku tersebut.
4. Harus bermanfaat dan kepada siapa manfaat itu ditujukan.
2.2.22.2.2
2.2.22.2.2
2.2.2
Membaca R
Membaca R
Membaca R
Membaca R
Membaca R
esensi Fesensi F
esensi Fesensi F
esensi F
iksiiksi
iksiiksi
iksi
Bacalah resensi kumpulan cerpen berikut dan cermati bagian-
bagiannya!
Membuka Selubung Bangsawan Melayu
Membuka Selubung Bangsawan Melayu
Membuka Selubung Bangsawan Melayu
Membuka Selubung Bangsawan Melayu
Membuka Selubung Bangsawan Melayu
Judul buku
:
Pahlawan dan Cerita Lainya, Mozaik Melayu
Modern.
Judul asli
:
Heroes and Other Stories
Penulis
: Karim Raslan
Penerbit
: Yayasan Obor Indonesia
Tahun
: 2006
Tebal
: 164 halaman
IDENTITAS BUKU
Identitas buku
meliputi judul buku
(judul asli dan
terjemahan),
penulis, penerbit,
tahun terbit, tebal
buku.
JUDUL RESENSI
Judul resensi harus
menarik dan selaras
dengan keseluruhan
isi resensi.
17
Bab 2 Sastra Melayu
Kumpulan cerita pendek Karim Raslan menelanjangi kehidupan
bangsawan Malaysia. Gaya bahasanya lugas, tajam, bahkan
sarkastis.
Puluhan tahun ia menggenggam rahasia itu. Segala tentang
dia luar biasa cerdas, tampan, lajang, dan santun kecuali, satu
hal: kakinya. Satu peristiwa tragis terjadi, sesudah itu sang kaki
lumpuh. Nazrin, nama lelaki itu. Ia masih 20-an tahun ketika
peristiwa itu terjadi, 30 Mei 1969. Di Penang, waktu ia menemani
seorang utusan perdana menteri, aksi kekerasan meletup. Tulang
kakinya remuk, sedangkan sang utusan menghilang, menyelamat-
kan diri, meninggalkan teman yang nestapa.
Kisah bangsawan pengecut yang menjaga citra sebagai lelaki
heroik ini ada dalam
Para Pahlawan,
cerita pendek karya sastra-
wan-kolumnis Malaysia, Karim Raslan. Sosok yang oleh pengamat
Nirwan Arsuka bisa dibandingkan dengan Idrus, penulis Indonesia
yang melukiskan zaman merdeka dengan gaya realisme dan
sarkasme pada 1950-an.
Karim memang bercerita tanpa selubung. Dalam
Para
Pahlawan,
ia membongkar rahasia di ujung cerita: Nazrin dan si
bangsawan bertemu tanpa rencana melalui orang ketiga, yakni
putri sang bangsawan, pengagum berat ayahnya sendiri. Dalam
cerita lainnya, Tetangga
Sebelah,
ia menulis tentang Datin Sarina.
Ia istri bangsawan yang haus kekuasaan dan (nyaris) jatuh cinta
pada tetangga barunya yang rupawan. Sampai akhirnya ia men-
jumpai pujaannya bercinta dengan seorang banci.
Para Pahlawan
adalah satu di antara kumpulan cerita pendek
Karim Raslan,
Pahlawan dan Cerita Lainnya
(terjemahan dari
He-
roes and Other Stories
). Antologi yang memuat delapan kisah:
Yang Terkasih, Para Pahlawan, Makan Siang Tahun Baru. Di Jalan
Kia Peng, Warisan, Puan Gundik, Sara dan Perkawinan, Ayo Ke
Timur,
dan
Tetangga Sebelah.
Pahlawan dan Cerita Lainnya
bercerita tentang banyak aspek
kehidupan para bangsawan – semuanya menggiring ke satu titik:
PENDAHULUAN
Pendahuluan resensi
tersebut dimulai
dengan
mengungkapkan
kesan terhadap
buku. Pendahuluan
juga dapat dimulai
dengan:
- memperkenalkan
pengarang,
- membandingkan
buku dengan
buku sejenis,
- kekhasan
pengarang,
- memaparkan
keunikan buku,dll.
ISI RESENSI
Isi resensi biasanya
memuat hal-hal
sebagai berikut:
- ulasan singkat isi
buku,
- keunggulan buku,
- kelemahan buku,
- rumusan kerangka
buku, dll.
Gbr.2.2
Penulis Malaysia, Karim
Raslan, saat peluncuran
buku Pahlawan dan Cerita
Lainnya, Mozaik Melayu
Modern.
Tempo, 1 Okt 2006
18
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas XI SMA/MA
hipokrisi aristokrat Melayu. Sosok-sosok yang digambarkannya
sering bermain golf atau polo di klub, menenteng tas Louis Vuitton
sembari tangan kirinya menjepit rokok Dunhill, dan senang mem-
banggakan gelar Datuk dan Datin. Di balik aristokrasi ada kegan-
drungan akan seks, uang, dan kuasa.
Karim Raslan memang memiliki ciri khas dalam karya-karya-
nya, tapi sayangnya ia tak begitu populer di Semenanjung Malay-
sia. “Tulisannya berbahasa Inggris tinggi dan tak dimengerti orang
Malaysia kebanyakan,” kata Abdul Razak dari Dewan Bahasa
Pustaka Malaysia. Selama ini Karim lebih dikenal sebagai kolumnis.
Kumpulan tulisan kolomnya telah dibukukan menjadi
Ceritalah:
Malaysia in Translation
yang menjadi buku laris di Malaysia. Juga
Journeys Through Southeast Asia: Ceritalah 2.
“Saya menulis apa yang saya alami, lihat, dan temukan dalam
riset. Saya hanya ingin jujur,” kata Karim. Karim Raslan dilahirkan
pada 2 Agustus 1963 di Petaling Jaya, Kuala Lumpur, Malaysia. Ia
memang bercerita di luar arus utama penulis Malaysia. Mungkin
pengalamannya tinggal 16 tahun di negara ibunya (Inggris) mem-
beri pengaruh dalam gayanya yang blak-blakan. Ia mengambil
pendidikan hukum di Inggris dan menjadi pengacara berlidah
setajam kritiknya di harian-harian berbahasa Cina dan Inggris di
Malaysia yang rutin ditulisnya.
Sejumlah cerita pendek Karim sekarang bisa dibaca dalam
Bahasa Indonesia. Yang sedikit mengganggu para pembacanya di
sini adalah singkatan-singkatan Malaysia yang acap kali muncul
tanpa keterangan apa pun. (Istiqomatul Hayati)
Sumber:
Tempo
, 25 September-Oktober 2006.
2.2.32.2.3
2.2.32.2.3
2.2.3
Menulis R
Menulis R
Menulis R
Menulis R
Menulis R
esensi Buku F
esensi Buku F
esensi Buku F
esensi Buku F
esensi Buku F
iksiiksi
iksiiksi
iksi
Apakah Anda suka membeli buku-buku fiksi, seperti novel,
kumpulan cerpen, atau kumpulan puisi? Tahukah Anda bahwa buku-
buku itu dapat menambah uang saku Anda?
Caranya mudah sekali. Anda cukup meresensi buku-buku yang
sudah Anda baca dan mengirimnya ke surat kabar atau majalah.
Jika resensi dimuat, Anda akan memperoleh honor yang lumayan
sehingga dapat menambah uang saku. Tetapi, Anda tidak boleh asal
meresensi buku. Buku yang diresensi harus memiliki keunikan, mung-
kin dari segi pengarangya atau isi buku.
Di atas Anda telah membaca dan mencermati sebuah resensi
terhadap buku kumpulan cerpen karya Karim Raslan. Sebelum Anda
meresensi perhatikan hal-hal berikut.
Pahamilah isi buku dan informasi tentang penulisnya!
Pahamilah kekurangan dan kelemahan buku!
Pahamilah manfaat yang diperoleh setelah membaca buku yang
Anda resensi!
PENUTUP RESENSI
Penutup resensi bia-
sanya berisi buku itu
penting untuk siapa
dan mengapa. Selain
itu dapat juga berisi
kelemahan buku.
1. Pililhlah salah satu buku fiksi
koleksi Anda! Akan lebih baik jika
buku itu terbitan baru supaya
Anda dapat mengirimkan resen-
si ke media cetak.
2. Tulislah identitas buku yang Anda
pilih!
3. Jawablah pertanyaan paduan
pada
TABEL A
!
4. Setelah Anda menjawab semua
pertanyaan paduan, himpunlah
tulisan Anda menjadi sebuah
karangan dalam bentuk resensi!
19
Bab 2 Sastra Melayu
Buku dan Penulis
1. Siapakah tokoh-tokoh utama
dalam novel atau kumpulan
cerpen/puisi yang Anda
baca?
2. Masalah apakah yang
dihadapi para tokoh?
3. Bagaimana nasib tokoh-tokoh
di akhir cerita?
4. Tahukah kamu karya-karya
lain yang dihasilkan penulis?
5. Apa perbedaan buku yang
Anda resensi dengan buku-
buku lain karya penulis yang
sama?
6. Apa yang kamu ketahui
tentang penulis?
Kelemahan dan Keunggulan
Manfaat
1. Apakah tema yang diangkat
penulis menarik minat
pembaca?
2. Apakah alur yang digunakan
penulis menarik?
3. Apakah penulis memunculkan
karakter tokoh yang unik?
4. Apakah kisah yang diangkat
penulis berhubungan dengan
salah satu sisi kehidupannya
sendiri?
5. Apakah bahasa yang
digunakan pengarang
komunikatif?
6. Apakah nilai-nilai kehidupan
yang disampaikan
merupakan pandangan baru
tentang kehidupan?
1. Apakah setelah membaca
buku tersebut, Anda menjadi
termotivasi bersikap
bijaksana dalam mengambil
keputusan?
2. Apakah pesan yang
disampaikan penulis relevan
dengan kehidupan masa kini?
3. Apakah Anda mendapat
pelajaran untuk bersikap
lebih baik setelah membaca
buku tersebut?
TABEL A
2.32.3
2.32.3
2.3
Ungkapan
Ungkapan
Ungkapan
Ungkapan
Ungkapan
Ungkapan/idiom adalah satuan bahasa, baik berbentuk kata,
frasa, maupun klausa yang maknanya sudah tidak dapat dirunut
kembali dari makna denotasi unsur-unsur yang menyusunnya.
Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
a. Orang terkaya itu mempunyai
gula-gula
yang
disimpannya di luar kota.
b. Si
panjang tangan
itu sudah memperbaiki tingkah
lakunya.
c. Orang itu sedang dicari polisi karena tercatat dalam
daftar hitam
.
d. Ibu sedang menanam
nona makan sirih
.
Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas disebut
ungkapan
atau
idiom
. Kata
gula-gula, panjang tangan, daftar hitam,
dan
nona makan sirih
sudah tidak dapat dikembalikan lagi ke dalam
makna denotasinya.
Gula-gula
berarti wanita piaraan,
panjang tangan
berarti
pencuri
,
daftar hitam
berarti daftar orang yang terlibat dalam
kejahatan, dan
nona makan sirih
merupakan nama sejenis tanaman.
20
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas XI SMA/MA
Berdasarkan atas makna unsur-unsur yang membentuknya, idiom
dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yakni:
a.
Idiom penuh
, yaitu idiom atau ungkapan yang seluruh unsur
pembentuknya tidak dapat dikembalikan kepada makna deno-
tasinya.
Contoh:
1.
Gulung tikar
berarti bangkrut.
2.
Pantat kuning
berarti pelit/kikir.
Kata
gulung
dan kata
tikar
sudah kehilangan makna denotasinya.
Demikian juga kata
pantat
dan kata
kuning.
b.
Idiom sebagian
, yaitu idiom atau ungkapan yang sebagian
unsur pembentuknya masih dapat dikembalikan kepada makna
denotasinya.
Contoh:
1.
Kabar burung
berarti kabar atau berita yang belum tentu
kebenarannya.
2.
Daftar hitam
berarti daftar nama orang yang terlibat dalam
tindak kejahatan.
Dalam hal ini, kata
kabar
dan
daftar
masih dapat dikembalikan
pada makna denotasinya.
1. Jodohkanlah KOLOM A dan
KOLOM B!
2. Artikan beberapa ungkapan
di bawah ini dan tuliskan ka-
limat dengan menggunakan
ungkapan-ungkapan terse-
but!
a. kepala batu
b. kaki tangan
c. kuli tinta
d. cari muka
e. buah bibir
f. meja hijau
g. buah pena
h. buah tangan
i. tanda mata
j. mata duitan
3. Tuliskan sepuluh ungkapan
dan susunlah kalimat de-
ngan menggunakan ung-
kapan-ungkapan tersebut!
1. tanggung renteng
2. sapi perahan
3. mencemarkan kaki
4. tuan rumah
5. gulung tikar
6. uang panas
7. menjual petai kosong
8. banting tulang
9. uang hangus
a. Dia terpaksa ... untuk menghidupi keluarganya yang miskin di desa.
b. Terima kasih, Bapak-bapak telah sudi ... ke desa kami yang
terpencil.
c. Orang yang sering ... nantinya kurang beruntung, sebab semua
orang ragu pada apa yang dikatakannya.
d. Pegawai itu diberhentikan secara tidak hormat karena terbukti telah
menerima ... .
e. ... sekitar dua juta rupiah yang mereka dapat, telah mereka
habiskan dalam dua hari dan kini mereka menyesalinya.
f.
Kita pernah menjadi ... ketika Belanda menjajah bangsa kita.
g. Kita pernah menjadi ... yang baik dalam tahun kunjungan wisata
ini.
i.
Perusahaan-perusahaan kecil terpaksa ... karena kenaikan BBM.
KOLOM A
KOLOM B
Hikayat adalah jenis prosa, cerita Melayu Lama
yang mengisahkan kebesaran dan kepahlawanan
orang-orang ternama, seperti para raja ataupun para
orang suci di sekitar istana dengan segala kesaktian,
keanehan, dan mirip cerita sejarah atau membentuk
riwayat hidup.
21
Bab 2 Sastra Melayu
I.
Pilihlah salah satu jawaban yang paling
tepat!
1. Karakteristik naskah karya sastra Melayu Klasik
dalam kutipan
Hikayat Hang Tuah
ditandai
dengan adanya kata berikut,
kecuali
... .
a. priyayi dan berlayar
b. hatta dan hulubalang
c. laksamana dan patih
d. tuanku dan dianugerahi
e. diarak dan menjunjung duli
2. Berikut ini ciri-ciri hikayat dan karya sastra lama,
kecuali
... .
a. anonim
b. komunal
c. statis
d. istana sentris
e. sastra tulisan
3.
Maka, sahut Laksamana, “Jika sebanyak ini
prajurit Majapahit, tiada, kuindahkan; tambahkan
sebanyak ini lagi, pun tiada aku takut dan tiada
aku indahkan. Jikalau luka barang seorang saja
akan Melayu ini, maka negeri Majapahit ini pun
habislah aku binasakan, serta Patih Gajah Mada
pun aku bunuh,” serta ditendangnya bumi tiga
kali.
Unsur yang dominan dalam penggalan hikayat
di atas adalah ... .
a. tema
b. perwatakan
c. alur
d. setting
e. sudut pandang cerita
4.
Buku ini ditulis dengan gaya narasi dan mengikuti
irama buku harian. Oleh karenanya buku ini kaya
dengan deskripsi mengenai sejarah kehidupan
berbagai tahap.
Unsur resensi yang dominan pada kutipan di atas
adalah ... .
a. tema
b. gaya bahasa
c. sudut pandang pengarang
d. amanat
e. alur
Selain hikayat, bentuk karya sastra lama pada
Angkatan Melayu Klasik lainnya adalah cerita panji,
cerita berbingkai, tambo, epos, dan dongeng (fabel,
legenda, mite, sage, dan parabel).
Ciri-ciri hikayat dan karya sastra lama adalah
(1) sebagian besar berupa sastra lisan, (2) anonim,
(3) komunal, (4) statis, (5) tidak berangka tahun, (6)
istana sentris. Dalam hikayat biasanya dilukiskan pe-
perangan yang dahsyat, tempat para raja atau dewa
menunjukkan kesaktiannya dlam memperebutkan
kerajaan atau seorang putri.
Istilah resensi berasal dari bahasa Belanda
re-
sentie
yang berarti kupasan atau pembahasan. Jadi,
resensi adalah kupasan atau pembahasan tentang
sebuah buku, film, atau drama yang biasanya disiarkan
melalui media massa baik cetak maupun elektronik.
Tujuan resensi adalah memberikan informasi
kepada masyarakat akan kehadiran sebuah buku de-
ngan segala kelebihan dan kekurangannya.
Beberapa syarat dalam meresensi buku, yaitu
(1) menyebut data buku, seperti nama pengarang,
penerbit, tahun terbit, dan tebal buku; (2) pendahu-
luannya berisi perbandingan dengan karya sebelum-
nya, biografi pengarang, atau hal yang berhubungan
dengan tema atau isinya; (3) memberi ulasan singkat
atas buku tersebut; (4) menyebutkan manfaat buku
dan sasaran pembacanya.
Ungkapan/idiom adalah satuan bahasa, baik ber-
bentuk kata, frasa, maupun klausa yang maknanya
sudah tidak dapat dirunut kembali dari makna denotasi
unsur-unsur yang menyusunnya. Contoh, gula-gula,
panjang tangan, daftar hitam, nona makan sirih.
Ada dua jenis idiom, yaitu idiom penuh dan idiom
sebagian. Idiom penuh ialah idiom atau ungkapan
yang seluruh unsur pembentuknya tidak dapat dikem-
balikan kepada makna denotasinya. Contoh,
gulung
tikar
. Idiom sebagian ialah idiom atau ungkapan yang
sebagian unsur pembentuknya masih dapat dikemba-
likan kepada makna denotasinya. Contoh,
kabar
burung
.
22
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas XI SMA/MA
5.
Supernova
adalah sebuah novel superimajinatif.
Sungguh tidak lazim bagi dunia sastra Indonesia
ditulis dengan gaya pop, tetapi sarat dengan
problem filsafat dan teori ilmiah. Baru kali ini da-
lam sastra Indonesia seorang penulis meng-
artikulasi labirin.
Unsur yang diresensi dalam kutipan tersebut
adalah ...
a. Isi novel
Supernova
, yaitu berisi teori ilmiah
semata dan tidak menggambarkan sebuah
karya sastra pada lazimnya.
b. Perbedaan cerita yang ditampilkan oleh
pengarang novel
Supernova
dengan cerita
yang lazim diceritakan sastrawan Indonesia.
c. Digambarkan dalam cerita bahwa pengarang
sudah meniru pengarang asing.
d. Mengungkapkan tema novel
Supernova
tentang kemajuan bidang teknologi yang
sangat pesat.
e. Pengarang hanya mengungkapkan problema
filsafat dan teori-teori ilmiah pada setiap kar-
yanya termasuk novel
Supernova
.
6.
Waktu kita membaca novel ini kita akan menimba
banyak pelajaran tentang kehidupan. Di antara-
nya tentang fenomena ketidakadilan gender dan
pedihnya dunia perempuan.
Kutipan resensi di atas membahas ... .
a. amanat
b. alur
c. tema
d. setting
e. sudut pandang
7.
Berikut ini syarat yang
tidak harus dipenuhi dalam
penyusunan sebuah resensi adalah ... .
a. identitas buku
b. sinopsis
c. manfaat buku
d. pendahuluan
e. harga buku
8.
... . Ayah Manen, melihat insinyur muda itu tiba-
tiba sangat rajin berkunjung, cuma mengatakan,
“Selesaikan pelajaranmu dulu Manen. Zaman
sekarang seorang wanita sebaiknya dapat berdiri
sendiri, apalagi kalau ia dapat membangun
masyarakat.”
Amanat yang paling tepat dari penggalan novel
di atas adalah ... .
a. wanita sebaiknya dapat mandiri
b. wanita harus bermasyarakat
c. pendidikan suami istri harus seimbang
d. wanita tidak boleh kalah dengan pria
e. cita-cita jangan sampai gagal
9. Kupasan atau pembahasan tentang buku, film,
atau drama yang biasanya disiarkan melalui
media massa, seperti surat kabar atau majalah
disebut ... .
a. sinopsis
b. tajuk rencana
c. resensi
d. editorial
e. artikel
10.
Cerpen Sukri Membawa Pisau Belati karya
Hamzad Rangkuti merupakan cerpen karyanya
yang sangat menarik dan asyik untuk dibaca.
Sajian peristiwa menggunakan alur sorot balik
yang belum disadari oleh pembaca bahwa itu
merupakan peristiwa yang terjadi hanya dalam
khayalan pelaku (Sukri) yang mempunyai watak
sangat cemburu kepada kekasihnya (Sumarni).
Pembaca dibawa oleh pengarang ke peristiwa
yang sangat hidup, seakan-akan pembaca hadir
menyaksikan peristiwa tersebut. Di samping itu,
bahasa pengarang sangat mudah dipahami dan
dengan baik pengarang menyampaikan alur
cerita yang penuh dengan konflik batin sang tokoh
(Sukri).
Kalimat resensi yang tepat sesuai dengan data
dalam paragraf tersebut yang berupa ke-
unggulan cerpen adalah ...
a. Pendeskripsian peristiwa dalam cerpen
Sukri
Membaca Pisau Belati
.
b. Sukri dalam cerpen dilukiskan sebagai tokoh
yang sangat pencemburu.
c. Hamzad Rangkuti adalah seorang pengarang
cerpen yang sukses di bidangnya.
d. Khayalan Hamzad Rangkuti membuat ke-
ingintahuan si pembaca.
e. Konflik-konflik dalam cerpen merupakan
konflik yang sangat lazim dalam kehidupan.
II. Kerjakan soal-soal berikut dengan tepat!
1. Jelaskan perbedaan antara hikayat dan cerpen-
cerpen masa kini?
2. Carilah sebuah hikayat!
a. Tuliskan sinopsis hikayat tersebut!
b. Analisislah unsur-unsur intrinsik hikayat
tersebut!
3. Tulislah paragraf pendahuluan resensi yang me-
maparkan keunikan sosok penulis yang Anda
kenal!
4. Tulislah paragraf isi resensi yang memaparkan
keunggulan buku!
5. Tuliskan paragraf penutup resensi yang mema-
parkan manfaat buku bagi pembaca!